Hukum Ziarah Kubur : Tata Cara, Dalil, Hikmah dan Adab Ziarah Kubur Sesuai Sunnah Nabi
Ziarah Kubur adalah mengunjungi makam kubur orang yang sudah meninggal untuk mendo’akannya, bertabaruk, I’tibar ataupun mengingat kematian, dan hari akhirat. Amalan-amalan yang telah dilakukan saat ziarah berbeda-beda yang umum dilakukan yaitu membaca Al-Qur’an, tahlil, solawat dan berdo’a kepada Alloh semata. Tujuan Ziarah kubur untuk mendoakan kepada saudaranya sesama muslim yang sudah dikubur dan mengirim pahala untuknya atas bacaan ayat-ayat Al-Quran dan kalimah-kalimah thayyibah, seperti tahlil, tahmid, tasbih, shalawat dan lain-lain.
Ziarah kubur hukumnya sunah, sebagaimana hadis riwayat Ahmad, Muslim dan Ashhabussunan dari Abdullah bin Buraidah yang diterima dari bapaknya bahwa Nabi Saw. Bersabda:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقَبْرِ فَزُوْرُهَا فَاِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ اْلاٰخِرَةِ
Artinya : Dahulu saya melarang menziarahi kubur, adapun sekarang berziarah ke sana, karena yg demikian itu akan mengingatkanmu akan hari akhirat. (HR. Ahmad, Muslim, dan Ashabus Sunan)
Dengan adanya hadis ini, maka ziarah kubur itu hukumnya boleh bagi laki-laki dan perempuan. Namun demikian, bagaimana dengan hadis Nabi Saw. yang secara tegas menyatakan larangan perempuan berziarah kubur:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوِّارَتِ الْقُبُوْرِ
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. melaknat wanita yang berziarah kubur.“ (HR. Ahmad)
Menyikapi hadis ini ulama menyatakan bahwa larangan itu telah dicabut menjadi sebuah kebolehan berziarah baik bagi laki-laki dan perempuan. Dalam kitab Sunan al-Titmidzi disebutkan:
وَقَدْ رَأَى بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ اَنَّ هٰذَاكَانَ قَبْلَ أَنْ يُرَخِّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَلَمَّا رَخَّصَ دَخَلَ فِيْ رُخْصَتِهِ الرِّجَالُ وَالنِّسَآءُ.
Artinya : Sebagian Ahli ilmu mengatakan bahwa hadis itu diucapkan sebelum Nabi Saw. membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Setelah Rasulullah Saw. membolehkannya, laki-laki dan perempuan tercakup dalam kebolehan itu. (Sunan al-Tirmidzi)
Dalil-dalil Ziarah Qubur
Diantara dalil-dalil Sya’i tentang disunahkannya ziarah adalah sebagaimana hadist-hadist berikut.
عَنْ بَرِيْدَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِىْ زِيَارَةِ قَبْرِ اُمَّةِ فَزُوْرُوْهَا فَاِنَّهَا تُذَكِّرُ اْلآخِرَةِ.(رواه الترمذي.٩٧٠)
“Dari Buraidah, ia berkata Rosululloh SAW bersabda “Saya pernah melarang kamu berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad teah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah! Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu pada akhirat.
Disebut dalam kitab Kasyf As-Syubuhat, hlm 39 :
عَنْ هِشَامِ بْنِ سَاِلمِ قَالَ: عَاشَتْ فَاطِمَةَ بَعْدَ اَبِيْهَا خَمْسَةَ وَسَبْعِيْنَ يَوْمًا لمَ ْتُرَى-كََاشِرَةٌ وَلَا صَاحِكَةٌ تَأْتِى قُبُوْرَ الشُّهَدَاءِ فِىْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّتَيْنِ اْلاِثْنَيْنِ وَاْلخَمِيْسِ فَتَقُوْلُوْهَا هُنَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ.
Hadist dari Hisyam bin Salim:setelah 75 hari ayahnya ( Nabi Muhammad ) meninggal, Fathimah tidak lagi murung,ia selalu ziarah ke makam para Syuhada dua hari dalam seminggu, yakni setiap Senin dan Kamis, sambil berucap: disini makam Rosululloh.
Dalam Kasyf as-Syubuhat, hlm 39 disebutkan dalam hadist sebagai berikut :
وَرَوَى اَيْضًا الِتْرِمذِي وَالْحَاكِمُ فِي نَوَادِرِ اْلاُصُوْلِ مِنْ حَدِيْثِ عَبْدِ اْلغَفُوْرُِ بْنِ عَبْدِ اْلعَزِيْزِ عَنْ اَبِيْهِ مِنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَعَرَّضَ عَلَى اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى اْلاَبَاءِ وَاْلاُمَّهَاتِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ فَيَفْرَحُوْنَ بِحَسَانَتِهِمْ وَتُزْدَادُ وُجُوْهُهُمْ بَيَاضًا وَاَشْرَافًا.
Sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi dan Hakim dalam kitab Nawadir al-Ushul, hadist dari Abdul Ghafur bin Abdul Aziz, dari ayahnya, dari kakaknya, dia mengatakan bahwa Rosululloh bersabda: Bahwa amal manusia itu dilaporkan kepada Alloh setiap hari Senin dan Kamis, lalu diberitahukan kepada para Nabi, kepada bapak-bapak, ibu-ibu mereka yang lebih dulu meninggal pada hari Jum’at. Mereka gembira bila melihat amal-amal baiknya, sehingga tampak wajahnya bersinar putih berseri.
Dalam kitab Kasyf as-Syubuhat as-Syaikh Mahmud Hasan Rabi hlm. 129 diterangkan tentang ziarah dan amalan-amalannya:
(قَالَ النَّوَاوِيُّ) فِىْ شَرْحِ اْلمُهَذَّبِى يُسْتَحَبُّ يَعْنِى لِزَائِرِ اْلاَمْوَاتِ اَنْ يَقْرَأَ مِنَ اْلقُرْآنِ مَا تَيَسَّرَ وَيَدْعُوْ لَهُمْ عُْبَاهَا نَصَّ عَلَيْهِ الشَّفِعِيُّ وَالتَّفَقَ عَلَيْهِ اْلاَصْحَاب
Dalam Syarh al-Muhadzdzab imam an-Nawawi berkata adalah disunahkan bagi seorang yang berziarah kepada orang mati agar membaca alat-alat Al’quran sekadarnya dan berdo’a untuknya. Keterangan ini diambil dari teks imam Syafi’I dan disepakati oleh para ulama yang lainnya.
Dalam kitab Nahjal al-Balaghah, hlm. 394-396 disebutkan sebuah hadist Nabi :
وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُوْرُ قُبُوْرَ شُهَدَاءِ أُحُدٍ وَقُبُوْرَ اَهْلِ اْلبَقِيْعِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَيَدْعُوْ لَهُمْ بِمَا تَقَدَّمَ ( رواه مسلم واحمد وابن ماجه.)
Rosululloh SAW berziarah ke makam Syuhada ( orang-orang mati sahid ) dalam perang uhud dan makam keluarga Baqi’ dia mengucapkan salam dan mendo’akan mereka atas amal-amal yang telah mereka kerjakan (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).
Disebutkan dalam kitab I’anat at-Thalibin juz II hlm.142:
فَقَدْ رَوَى اْلحَاكِمُ عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَنْ زَارَ قَبْرَ اَبَوَيْهِ اوَ ْاَحَدَهُمَا فِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً غَفَّرَ اللهُ لَهُ وَكَانَ بَارًّا بِوَالِدَيْهِ.
Hadist riwayat hakim dari Abu Hurairah Rosululloh bersabda: Siapa ziarah kemakam orang tuanya setiap hari Jum’at, Alloh pasti akan mengampuni dosa-dosanya dan mencatatnya sebagai bukti baktinya kepada orang tua.
Kemudian kaitannya dengan hadist Nabi SAW yang secara tegas menyatakan perempuan berziarah kubur:
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ اْلقُبُوْرِ (رواه احمد ٨٠٩٥ )
“Dari Abu Hurairah R.A bahwa sesungguhnya Rosululloh SAW melaknat wanita yang berziarah kubur.” (HR. Ahmad :8095 )
Menyikapi hadist ini ulama menyatakan bahwa larangan itu telah dicabut menjadi sebuah kebolehan berziarah baik bagi laki-laki dan perempuan. Imam al-Tirmidzi menyebutkan dalam kitab as-Sunan: Sebagian ahli ilmu mengaatakan bahwa hadist itu diucapkan sebelum Nabi SAW membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Setelah Rosulullos SAW membolehkannya laki-laki dan perempuan tercakup dalam kebolehan itu.” ( Sunan at-Thirmidzi :979 )
Ketika berziarah seseorang dianjurkan membaca al’quran atau lainnya,sebagaimana sabda Rosululloh SAW:
عَنْ مُعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِقْرَؤُوْ عَلَى مَوْتَاكُمْ “يس” (رواه ابو داود، ٢٧١٤)
Dari Ma’qilbin Yasar R.A berkata, Rosululloh SAW bersabda; Bacalah surat Yasin pada orang-orang mati diantara kamu,. “ (HR. Abu Dawud :2714 )
Dalil-dalil ini membuktikan bahwa ziarah kubur itu memang dianjurkan. Terlebih jika yang diziarahi itu adalah makam para wali dan orang saleh. Ibnu Hajar al-Haitami pernah ditanya tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab berziarah.ke makam para wali adalah ibadah yamg disunahkan. Demikian pula dengan perjalanan kemakam mereka.” (Al-Fatawi al-Kubra, juz II hlm. 24)
Hikmah yang bisa diambil dari
1. Untuk mengingatkan kepada manusia yang masih hidup akan datangnya kematian, bahwa pada saat yang telah ditentukan akan datangnya ajalnya sesuai dengan kodrat yang telah ditetapkan. Bahwa semua makhluk yang hidup akan mengalami kematian.
Firman Allah dalam Alquran:
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوٓا۟ أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا۟ شُيُوخًا ۚ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ مِن قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوٓا۟ أَجَلًا مُّسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
rtinya: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah. Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah. Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di anatara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (Qs. Al Mukminun: 67)
2. Untuk memohonkan doa kepada Allah Swt agar arwah yang di dalam kubur tersebut diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan ditempatkan pada tempat yang layak di sisi-Nya.
3. Manusia selalu mempunyai sifat lalai untuk menghadapi kematian. Sehingga kadang kala, seesorang belum sempat insyaf serta mempersiapkan diri untuk menghadapi sang Maha Pencipta. Oleh karena itu adalah, satu kewajiban bagi yang hidup untuk mendoakannya terutama bagi anak yang sholeh
B. TATA CARA ZIARAH KUBUR
Adapun tata cara ziarah kubur adalah sebagai berikut :
Hendaknya berwudhu lebih dulu sebelum menuju ke Makam untuk berziarah.
Setelah sampai di Makam (Kuburan), hendaklah memberi salam serta mendo’akan ahli kubur. Di bawah ini ada beberapa contoh salam kepada ahli kubur, silahkan memilih sendiri mana yang diamalkan dan diperlukan :
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَاِنَّا اِنْ شَآءَاللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ. اَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ اَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ.
Artinya : Semoga kesejahteraan atas kalian, wahai ahli kubur dari golongan kaum Mukminin dan Muslimin, dan kami insya Allah juga akan menyusul kalian. Kalian telah mendahului kami dan kami akan mengikuti kalian. Aku memohon kepada Allah untuk kami dan untuk kalian supaya diberi kesejahteraan. (HR. Muslim, An-Nasa’I dan Ibnu Majah)
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ وَاِنَّا اِنْ شَآءَاللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ.
Artinya : Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, negeri kaum mukminin. Dan kami atas kehendak Allah akan menyusul kalian
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَااَهْلَ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ اَنْتُمْ لَنَا سَلَفٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ وَاِنَّا اِنْ شَآءَاللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ. نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ وَيَغْفِرُاللهُ لَنَا وَلَكُمُ الذُّنُوْبَ، آنَسَ اللهُ وَحْشَتَكُمْ وَرَحِمَ اللهُ غُرْبَتَكُمْ وَتَجَاوَزَ اللهُ عَنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَقَبِلَ اللهُ حَسَنَاتِكُمْ.
Artinya : Semoga keselamatan tercurah kepada kalian wahai ahli kubur dari golongan kaum Muslimin dan Mukminin, kalian mendahului kami dan kami akan mengikuti kalian, sesungguhnya kami atas kehendak Allah akan menyusul kalian. Kami mohon kepada Allah untuk kami dan kalian kesejahteraan, semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami dan kalian. Semoga Allah menghibur kegelisahan kalian dan semoga Allah member kasih sayang atas keterasingan kalian, semoga Allah melewatkan kesalahan-kesalahan kalian, dan semoga Allah menerima kebaikan-kebaikan kalian.
3. Ketika sampai pada makam yang dituju, kemudian menghadap ke arah muka Jenazah (ke arah timur), seraya mengucapkan salam khusus :
a. Kepada seorang laki-laki :
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا………………(فُلَانْ بِنْ فُلَانْ) اَسْأَلُ اللهَ لِيْ وَلَكَ الْعَافِيَةَ وَيَغْفِرُاللهُ لِيْ وَلَكَ الذُّنُوْبَ.
Artinya : Semoga keselamatan tetap tercurah kepadamu wahai……………(Fulan bin Fulan). Saya mohon kepada Allah untuk aku dan untuk kamu kesejahteraan dan semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan dosa-dosamu.
b. Kepada seorang perempuan.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكِ يَا………………( فُلَانَةْ بِنْتِ فُلَانْ ) اَسْأَلُ اللهَ لِيْ وَلَكِ الْعَافِيَةَ وَيَغْفِرُاللهُ لِيْ وَلَكِ الذُّنُوْبَ.
Artinya : Semoga keselamatan tetap tercurah kepadamu wahai……………(Fulanah binti Fulan). Saya mohon kepada Allah untuk aku dan untuk kamu kesejahteraan dan semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan dosa-dosamu.
c. Kepada Bapak sendiri.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَااَبِيْ، اَسْأَلُ اللهَ لِيْ وَلَكَ الْعَافِيَةَ وَيَغْفِرُاللهُ لِيْ وَلَكَ الذُّنُوْبَ.
Artinya : Semoga keselamatan tetap tercurah kepadamu wahai ayahku. Saya mohon kepada Allah untuk aku dan untuk kamu kesejahteraan dan semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan dosa-dosamu.
d. Kepada Ibu sendiri.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَااُمِيْ، اَسْأَلُ اللهَ لِيْ وَلَكِ الْعَافِيَةَ وَيَغْفِرُاللهُ لِيْ وَلَكِ الذُّنُوْبَ.
Artinya : Semoga keselamatan tetap tercurah kepadamu wahai ayahku. Saya mohon kepada Allah untuk aku dan untuk kamu kesejahteraan dan semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan dosa-dosamu.
e. Kepada Bapak dan Ibu.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمَا يَاوَالِدَيَّ، اَسْأَلُ اللهَ لِيْ وَلَكُمَا الْعَافِيَةَ وَيَغْفِرُاللهُ لِيْ وَلَكُمَا الذُّنُوْبَ.
Artinya : Semoga keselamatan tetap tercurah kepadamu bedua wahai ayah dan ibu. Saya mohon kepada Allah untuk aku dan untuk kalian berdua kesejahteraan dan semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan dosa-dosa kalian berdua.
4. Kemudian menghadap ke arah kiblat, lalu bacalah ayat-ayat atau surat-surat Al-Quran seperti surat Yasin, ayat kursi atau bacalah tahlil dan dzikir-dzikir yang lain.
5. Setelah itu membaca do’a. Maksudnya bukan minta kepada kuburan, tetapi memohon kepada Allah untuk dirinya dan orang yang diziarahi. Bila berziarah ke makam para Wali dan Ulama’, berdo’a untuk dirinya dan dengan washilah (perantaraan) para Wali dan Ulama’, dengan harapan do’anya mudah terkabul berkat wasilah kepada Kekasih Allah tersebut.
C. ADAB ZIARAH KUBUR YANG HARUS DIPERHATIKAN.
1. Dalam berziarah hendaknya dilakukan dengan penuh hormat, khidmat dan khusu’(tenang).
2. Mengambil Pelajaran dari Ziarah Tersebut.Hal ini tuntutan dari hikmah pensyari’atan ziarah kubur, yaitu untuk mengingatkan peziarah akan kematian yang akan menjemput dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang akan dijalani serta berlaku zuhud di dunia.
3. Hendaknya tidak duduk di Nisan kubur dan melewati di atasnya, karena hal itu merupakan perbuatan idza’ (menyakitkan) terhadap mayit. Sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits dari Amar bin Hazm Al-Alshari, ia berkata :
رَأٰنِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّے اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَنَا مُتَّكِئٌ عَلَى قَبْرٍ، فَقَالَ: لَاتُؤْذِصَاحِبَ الْقَبْرِ.
Artinya : “Rasulullah saw. Telah melihat aku sedang bersandar kepada Kubur (Nisan), maka Beliau bersabda : Janganlah engkau menyakiti pada yang punya kubur”(Subulus Salam 2/120)
4. Menjauhi Perkataan-perkataan Batil seperti Meratap atau Menangis dengan Meraung-raung. Tetapi boleh bagi peziarah untuk menangis jika teringat akan kebaikan mayit.
5. Berpakaian muslim / muslimah yang longgar, tidak ketat, tidak transparan dan yang bisa menutup aurat.
6. Tidak boleh mencela kepada ahli kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
لَا تَسُبُّوا الْأَمْوَاتَ فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضُوْا إِلَى مَا قَدَّمُوْا
“Janganlah kalian mencela orang yang telah wafat. Sesungguhnya mereka telah mendapatkan ganjaran atas apa yang telah mereka perbuat